Tips Mencuri Hati Calon Pembeli dengan Strategi FOMO

Tips Mencuri Hati Calon Pembeli dengan Strategi FOMO

Hallo Sobat Artapuri, gimana kabarnya? Semoga sehat selalu ya. Sobat pernah enggak merasa ‘takut kehabisan’ akan suatu barang sampai akhirnya mendadak top-up saldo E-Money supaya bisa beli di hari itu juga? Nah, itu termasuk ke dalam fenomena FOMO alias Fear of Missing out.

Di dalam dunia pemasaran, FOMO sering dimanfaatkan untuk menarik hati calon pembeli agar mau membeli suatu produk dengan cepat. Ada 3 cara yang bisa Sobat gunakan untuk memasarkan produk menggunakan strategi FOMO lho. Yuk baca selengkapnya di artikel ini!

Hitung Mundur

Cara yang paling ampuh untuk mendatangkan calon pembeli baru adalah menerapkan sistem countdown alias hitung mundur. Sobat bisa menampilkan waktu secara Real-Time untuk meyakinkan mereka bahwa promosi tersebut akan segera berakhir. Strategi FOMO ini bisa mendorong calon pembeli untuk membuat keputusan dan membeli suatu produk dengan cepat. Salah satu contoh FOMO yang sering kita jumpai adalah Flash Sale. Sobat juga bisa membatasi ketersediaan produk agar mereka semakin gencar menentukan keputusan.

BACA JUGA : Tips Digital Marketing Paling Efektif Untuk Bisnis Kuliner

Diskon Terbatas

Selain countdown, menetapkan diskon dengan waktu yang terbatas juga bisa menarik hati calon pembeli lho. Dengan menuliskan rentang waktu jam dan harinya, calon pembeli bakal makin semangat beli produk kamu karena mereka enggak mau ketinggalan. Selain itu juga bisa membatasi diskon berdasarkan hari atau acara khusus, misalnya promo hari ulang tahun, hari raya, atau hari besar lainnya. Apalagi kalau diskonnya besar, pasti calon pembeli enggak bakalan ngelewatin promo yang Sobat tawarkan.

Testimoni

Strategi FOMO yang terakhir adalah testimoni. Sebenarnya, strategi ini bukan promosi karena Sobat enggak menampilkan produknya secara langsung. Namun, melalui bukti testimoni dari para pembeli, Sobat telah meyakinkan calon pembeli bahwa produknya bagus dan layak untuk dibeli. Tanpa sadar, cara ini juga bisa mengundang FOMO bagi calon pembeli lho.

Nah, itulah 3 strategi FOMO yang bisa Sobat gunakan untuk menarik hati calon pembeli. Intinya, tanamkan urgensi pada diri calon pembeli agar mereka mau membeli produk tanpa pikir panjang. Dengan strategi yang cermat, angka penjualan Sobat pun akan semakin meningkat.

BACA JUGA : Ingin Menjadi Influencer Terkenal, Kamu Harus Punya Bekal Ini

Kesalahan Umum Pada Digital Marketing

Kesalahan Umum Pada Digital Marketing

Hallo Sobat Artapuri, gimana kabarnya? Semoga dalam keadaan sehat jasmani dan rohani yaa. Kali ini Artapuri Blog ingin berbagi soal kesalahan umum pada Digital Marketing. Sebelum membahas lebih jauh, kamu harus tahu dulu nih apa itu Digital Marketing.

Digital Marketing adalah suatu strategi pemasaran menggunakan media digital dan internet. Di era yang serba canggih ini pemasaran digital memang menggiurkan dengan berbagai kemudahan. Tetapi penting untuk Sobat Artapuri perhatikan bahwa ada beberapa kesalahan yang harus dihindari saat menjalankan konsep pemasaran digital agar bisnis Anda dapat berjalan sesuai dengan rencana pemasaran.

Strategi yang Tidak Tepat Sasaran

Kesalahan Umum Digital Marketing

Langkah awal dalam menentukan arah sebuah bisnis harus ditentukan strategi dan perencanaannya dahulu. Apalagi di era digital seperti saat ini, tren begitu mudah berubah dari waktu ke waktu, sehingga kebutuhan dan keinginan konsumen semakin beragam setiap hari.

Biasanya beberapa marketer bertekad untuk mendapatkan cakupan konsumen yang banyak, sehingga kerap serampangan dalam memilih target pasar. Hal ini yang akan menyulitkan proses digital marketing terlebih dalam proses analisa audiens yang menjangkau produk Anda.

Sebelum mengenalkan produk maupun jasa kepada masyarakat secara luas, Anda harus menentukan tujuan dan rencana pemasaran produk tersebut. Pastikan bahwa strategi pemasaran yang Anda rancang sudah spesifik, tepat sasaran, dan dapat dijangkau dengan mudah oleh target pasar.

Memahami Calon Konsumen

Bisnis yang sedang dijalani harus mampu menjadi solusi atas kebutuhan konsumen. Namun, masih ada banyak pebisnis yang mengabaikan hal tersebut, sehingga mereka cenderung menawarkan produk yang tidak sesuai dengan permintaan pasar.

Itulah sebabnya mengapa kamu wajib untuk mengukur tingkat kebutuhan pasar sebelum menyusun strategi pemasaran.

Idealisme bisnis memang sangat penting, namun produk yang dijual juga harus memerhatikan audiens, apa kebutuhannya, apa yang menjadi kesukaan dan tren calon konsumen.

Memahami calon konsumen tidak perlu mengubah produk kamu, namun dengan menyesuaikan kemasan, konten promosi, dan juga pemilihan Key Opinion Leader (KOL). Mencari tren produk yang sedang berkembang di masyarakat dengan menggunakan Google Trends. Cukup masukkan nama produk pada kolom pencarian, Google Trends akan menunjukkan grafik permintaan produk yang dimaksud.

Mengabaikan Pengukuran Kinerja Digital Marketing

Kesalahan Umum Digital Marketing

Fungsi digital marketing tidak hanya fokus pada fitur promosi yang lebih mudah namun juga terukur. Salah satu inti seorang pebisnis menggunakan digital marketing adalah untuk melihat kinerja pemasaran melalui analisis angka. Berapakah audiens yang sadar dengan brand kita, mengunjungi website, atau meng-klik iklan kita di mesin pencarian.

BACA JUGA : Intip Fitur Terbaru Instagram yang Akan Memudahkan Pengguna

Mengabaikan Story-telling dan Copywriting

Kesalahan Umum Digital Marketing

Digital marketing kerat kaitannya dengan konten. Hal yang paling penting dalam pembuatan konten adalah tulisan. baik konten desain ataupun video, peran copywriting sangat diperlukan untuk menyampaikan pesan yang akan diberikan kepada calon konsumen.

Tulisan yang dibuat juga harus mampu memberikan kesan dan mengedukasi audiens sehingga produk yang diberikan dapat disadari dengan mudah.

Halaman Website yang Tidak Rapi dan Tidak Lengkap

Website merupakan “wajah” bisnis Anda. Itulah sebabnya mengapa kamu perlu memastikan tampilan website mampu mengakomodasi kebutuhan para pengunjung, bukan malah akan membuat mereka bingung karena navigasi website yang rumit.

Website bisnis yang baik harus mampu menghadirkan informasi, call-to-action, dan landing page yang jelas serta tidak merusak fokus pengunjung untuk menemukan apa yang mereka cari.

Pastikan pula pesan yang Anda tampilkan di muka website singkat, jelas, namun sangat informatif.

Website yang tidak lengkap seperti tidak memiliki blog, tidak dilengkapi dengan informasi kontak atau About Us, juga dapat merusak reputasi bisnis Anda.

Selain About Us, nomor telepon dan alamat email perusahaan juga wajib ditampilkan dalam website untuk memudahkan konsumen menyalurkan pertanyaan, saran, dan kritiknya.

Website juga harus sudah beradaptasi dengan perilaku pengguna dengan menggunakan fitur go-mobile. Perilaku pengguna yang semakin dinamis menuntut sebuah website dapat diakses di manapun dan kapanpun.

Iklan dan Landing Page yang Tidak Sesuai

Kesalahan marketing yang satu ini jelas saja akan menurunkan kepercayaan konsumen. Misalnya Anda sedang mencari laptop murah di Google, lalu klik iklan yang tersedia, tetapi ternyata Anda malah diarahkan ke halaman website yang menampilkan tablet dengan harga fantastis.

Untuk mencegah hal tersebut terjadi pada bisnis Anda, periksa dan analisa kembali elemen yang akan Anda tampilkan di landing page.

Konten landing page harus sesuai dengan iklan yang Anda pasang di Google, Facebook, YouTube, Instagram, dan lainnya.

Proses Check-out yang Rumit

Jika website Anda mengharuskan konsumen untuk melalui tahapan check-out yang rumit, maka hampir dapat dipastikan bahwa konsumen justru akan meninggalkan website tanpa menyelesaikan pembeliannya.

Ketika konsumen sudah sampai pada tahap check-out, langkah menuju proses pembayaran harus singkat dan sederhana.

Tidak Menghitung Return of Investment (ROI)

Kesalahan Umum Digital Marketing

ROI atau yang lebih dikenal dengan istilah laba atas investasi merupakan rasio uang yang diperoleh atau hilang dalam sebuah investasi.

Jika Anda tidak menghitung ROI maka Anda tidak akan mengetahui efektivitas strategi pemasaran yang telah diterapkan.

Menghitung ROI bisa menjadi hal yang cukup rumit. Pertama, Anda perlu menentukan komponen mana saja yang perlu dihitung, seperti trafficleadsconversion rate, atau jumlah klik.

ROI harus dihitung dengan mengurangi jumlah total penjualan dengan biaya investasi, kemudian bagi dengan keseluruhan biaya investasi dan dikalikan dengan 100%.

BACA JUGA : Jenis – jenis Digital Marketing