Sales dan Marketing seringkali dianggap suatu jenis pekerjaan yang sama. Tidak hanya dari sisi pencari kerja, bahkan beberapa perusahaan pun kerap kali mencampuradukkan fungsi keduanya. Meskipun sales dan marketing sama sama memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan, tapi tetap ada perbedaan fokus kerja pada keduanya. Yuk simak beberapa perbedaan mendasar antara sales dan marketing.
1.) Proses Kerja
Sales
Sales kerap kali menjalankan tugasnya dengan mendatangi langsung customer ke lokasi, atau menguhubungi via telphone, chat, website atau yang lainnya. Bahkan sales juga bisa melakukan pertemuan dengan calon customer di suatu pertemuan luar guna membina hubungan dengan customer.
Marketing
Agar sales dapat menjalankan tugasnya untuk menjual produk, maka marketing hadir dibelakang sales untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan saat akan melakukan visit ke customer. Dan setelah produk terjual ke customer, maka selanjutnya tim marketinglah yang menjaga hubungan baik agar customer menjadi pelanggan tetap.
2.) Ruang Lingkup Pekerjaan
Sales
Ruang lingkup sales bersifat jangka pendek, artinya sales hanya meyakinkan customer dan calon customer untuk terus merasakan efek produk yang dijual serta terus mendengarkan kebutuhan customer.
Marketing
Sedangkan marketing pekerjaannya bersifat jangka panjang, dimana tim marketing harus bisa menjaga hubungan baik dengan customer ataupun vendor yang terkait dengan pemasaran produk.
3.) Aktivitas dan Goal
Sales
Sales memilki goals untuk menjaga hubungan baik dengan customer sampai pada menemukan kesepakatan kerja. Aktivitas sales bisa dibilang adalah yang berurusan langsung dengan customer, bahkan tidak menutup kemungkinan sales dituntut langsung untuk dapat beramah tamah dengan customer secara langsung.
Marketing
Jika sales memiliki goals untuk mendapatkan kesepakatan kerja atau penjualan produk, maka tim marketing berperan untuk memastikan bahwa produk yang akan dijual benar-benar memiliki kualitas yang baik. Aktivitas marketing bisa dibilang lebih cenderung berada pada belakang layar, segala persiapan yang dibutuhkan tim sales untuk menjual produk menjadi tanggung jawab tim marketing.
Ketika sales berfokus pada strategi untuk mendapatkan revenue secara langsung, maka marketing fokus pada strategi dan informasi agar branding produk atau jasa perusahaan sampai pada target. Sehingga produk atau jasa yang ditawarkan dapat bertahan lama dan layak bersaing di pasaran.
Kita tahu bahwa tujuan utama dari SEO (Search Engine Optimization) sebenarnya adalah upaya yang dilakukan untuk menempatkan situs web kita pada posisi teratas atau juga pada halaman pertama pada suatu mesin pencari, dengan menggunakan kata kunci yang sudah dtargetkan. Logikanya, jika suatu situs web berada pada posisi teratas mesin pencari, maka otomatis situs tersebut memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapat pengunjung lebih banyak. Ada 2 jenis teknik SEO yang akan kita bahas pada artikel kali ini, yaitu SEO On Page dan Off Page. Pada artikel ini kita juga akan membahas pengertian, macam-macamnya, fungsi hingga perbedaan keduanya.
SEO On Page
SEO On Page adalah proses SEO yang dilakukan hanya di bagian internal situs web kamu saja. Jadi, dalam proses On Page ini, kamu benar-benar memaksimalkan proses SEO hanya di bagian dalam situs web saja tanpa melibatkan pihak luar. SEO On Page menjadi salah satu faktor terbesar untuk penentuan ranking situs web kamu. Jika SEO Off Page kamu bagus tetapi tidak didukung oleh On Page yang baik pula, maka semua usaha akan sia-sia.
SEO On Page sendiri sebenarnya terdiri dari banyak bagian, yakni:
1.) Title Tags/Meta Tags
Untuk membuat judul pada web Anda, jangan lupa untuk memasukkan kata kunci pada judul di web Anda. Ada banyak contoh judul yang efektif yang bisa Anda lihat di Internet untuk membuat Title Tags. Umumnya, title tags yang ditentukan oleh Google sebagai mesin pancari adalah tidak kurang dari 32 karakter atau tidak lebih dari 80 karakter (agar judul Anda tidak berupa titik).
2.) Heading (H1), (H2), (H3), dst
Umumnya mesin pencari seperti Google, lebih memperhatikan kata kunci pada heading yang Anda miliki/ atau sub judul pada web. Maka dari itu, ada baiknya Anda menargetkan kata kunci pada judul (heading) disetiap halaman web, tetapi jangan lupa pula bahwa heading tersebut memang berkaitan dengan konten yang dibuat. Kalau tidak ada hubungannya, Google akan menilai konten Anda tidak relevan.
3.) Struktur URL
Kalau bisa Anda juga dapat memasukkan kata kunci di struktur url Anda. Agar dapat dilihat secara optimal oleh mesin pencari. Tetapi bukan berarti Anda harus mengganti url lama website, kecuali jika Anda memang ingin mengarahkan pengunjung dari halaman lama ke baru.
4.) Kecepatan Loading Page
Suatu mesin pencari seperti google ingin membuat penggunannya dapat menemukan apa yang mereka inginkan. Bukan hanya itu, Google juga ingin penggunannya merasa nyaman ketika menggunakan mesin pencari ini. Maka itu, kecepatan dari website Anda dapat juga harus diperhatikan karena mempengaruhi peringkat Anda di google. Hal ini juga bisa berdampak pada tingginya ‘rasio pentalan’ pada website.
5.) Konten Situs Web
Perhatikanlah konten Anda, jangan membuat banyak orang menjadi bosan ketika berada di halaman web atau blog Anda. Buatlah konten di website atau blog Anda agar lebih nyaman dibaca oleh pengunjung. Seperti agar terlihat lebih menarik yaitu dengan tambahan gambar-gambar yang bagus dan unik.
6.) Internal Link
Untuk internal link ini tujuannya agar pengunjung memiliki waktu yang lama ketika berada di website Anda. Dengan begitu, penilaian Google terhadap website Anda akan bagus.
7.) Alt Text Gambar
Gambar pada blog ataupun website adalah untuk membuat halaman lebih menarik lagi. Ketika Anda membuat gambar di blog ataupun website Anda jangan lupa untuk menambahkan “alt text” untuk semua gambar pada website. Teks ini memang tidak telihat oleh pengunjung, akan tetapi lebih ditunjukkan kepada mesin pencari, agar gambar Anda tersebut termasuk di dalam kata kunci yang akan di cari.
Keyword yang sudah ada dan sesuai dengan tema situs web kamu nantinya bisa diletakkan pada bagian-bagian di atas. Namun, bukan berarti kamu bisa spamming keyword pada setiap bagian, ya. Semua keyword harus disisipkan se-natural mungkin sehingga tidak terkesan dipaksakan. Software yang mengindeks situs web untuk peringkat mesin pencari bisa tahu lho kalau kamu terlalu memaksakan penggunaan keyword pada sebuah halaman situs web.
Itu dia jenis optimasi SEO On Page yang perlu diperhatikan. Intinya SEO On Page dapat membantu Anda agar lebih mudah dibaca atau dicari oleh pelanggan yang berpotensial dan robot mesin pencari itu sendiri. Jika On page Anda bagus, search engine akan lebih mudah untuk mengindeks halaman web Anda. Selain itu, juga bisa mengarahkan mereka untuk melihat struktur dan konten pada situs Anda, akhirnya bisa memberi peringkat situs Anda pada mesin pencari.
SEO Off Page
Lain lagi dengan SEO Off Page. Proses SEO yang satu ini dilakukan benar-benar di luar bagian situs web atau eksternal. Salah satu contoh proses SEO Off Page adalah dengan meletakkan link situs web kita di situs web lain atau istilahnya backlink. Dengan adanya backlink ini, diharapkan pengguna dari berbagai situs web lain bisa mampir ke situs web kita.
Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk melakukan SEO Off Page :
Social Bookmarking
Backlink Buliding
Situs Social Bookmarking
E-mail Marketing
Blogwalking (meninggalkan link situs web di kolom-kolom komentar)
SEO Off Page pada dasarnya adalah proses membagi atau menyebarkan informasi lebih banyak pada audiens yang lebih luas mengenai situs web kita. Biasanya proses ini dilakukan secara manual.
Manakah yang Lebih Penting? Baik SEO On Page dan Off Page sama-sama harus dijalankan dengan seimbang. Seperti yang sudah disebut di atas, bila SEO Off Page berjalan dengan lancar tetapi tidak dengan SEO On Page, maka semua akan sia-sia. Begitu juga sebaliknya. Sebagai langkah awal, buat dulu situs web kamu berkualitas dan user-friendly. Setelah itu, barulah lakukan proses optimasi Off Page untuk menarik lebih banyak pengunjung.